Nama
: Ani Puji Lestari
Kelas
: 1EB07
Npm
: 20211909
Fak / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi
1. Kebijaksanaan Selama :
a. Periode 1966 – 1969
Kebijaksanaan
pemerintah pada masa ini lebih diarahkan kepada proses perbaikan dan
pembersihan semua sektor dari unsur-unsur peninggalan pemerintah Orde Lama,
terutama dari paham komunis. Selain itu masa ini juga diisi dengan
kebijaksanaan pemerintah dalam mengupayakan penurunan tingkat inflasi yang
masih sangat tinggi. Kebijaksanaan ini cukup berhasil menekan inflasi dari +/-
650% menjadi hanya +/- 10 saja, suatu ekonomi yang tidak kecil.
b. Periode Pelita I
Kebijaksanaan pada
periode Pelita pertama ini dimulai dengan :
1) Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1970,
mengenai penyempurnaan tata niaga bidang ekspor dan impor.
2) Peraturan Agustus 1971, mengenai
devaluasi mata uang Rupiah terhadap Dollar dengan sasaran pokoknya adalah :
1. Kestabilan harga bahan pokok
2. Peningkatan nilai ekspor
3. Kelancaran impor
4. Penyebaran barang di dalam negeri
c. Periode Pelita II
Periode ini diisi
dengan kebijaksanaan menganai :
Perkreditan untuk
mendorong para eksportir kecil dan menengah, disamping untuk mendorong kemajuan
pengusaha kecil/ekonomi lemah dengan produk Kredit Investasi Kecil (KIK).
1) Kebijaksanaan Fiskal, dengan cara
penghapusan pajak ekspor untuk mempertahankan daya asing komoditi ekspor di pasar
dunia, serta untuk menggalakkan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam
negeri guna mendorong investasi dalam negeri. Hasil dari kebijaksanaan ini
diantaranya adalah :
1. Naiknya cadangan devisa dari $ 1.8
Milyar menjadi $ 2,58 Milyar
2. Naiknya tabungan pemerintah dari Rp 255
Milyar menjadi Rp 1.522 Milyar
2) Kebijaksanaan 15 November 1978 (KNOP
15), yakni kebijaksanaan di bidang moneter dengan tujuan untuk menaikkan hasil
produksi nasional, serta untuk menaikkan daya asing komoditi ekspor, yang pada
masa ini menjadi lemah, karena :
1. Adanya inflasi yang besarnya rata-rata
34%, sehingga komoditi ekspor Indonesia menjadi mahal di pasar dunia, akibatnya
kurang dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain.
2. Adanya resesi dan krisis dunia pada
tahun 1979
Disamping itu KNOP 15 juga didukung
oleh kebijaksanaan devaluasi Rupiah Rp 415/$ menjadi Rp 625/$. Kebijaksanaan
lain yang mendukung pada periode ini adalah dengan diturunkannya bea masuk
untuk komoditi impor yang merupakan komoditi bahan penolong, serta dengan
menaikkan bea masuk untuk komoditi impor lainnya.
d. Periode Pelita III
Periode ini diwarnai
dengan defisit neraca perdagangan Indonesia, yang disebabkan karena
diterapkannya tindakan proteksi dan kuota oleh negara-negara pasaran komoditi
ekspor indonesia. Adapun kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang sempat
dikeluarkan dalam proses ini adalah :
·
Kebijaksanaan
Devaluasi 1983, yakni dengan menurunkan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang
Dollar dari Rp 625/$ menjadi Rp 970/$ dengan harapan :
a. Gairah ekspor dapat meningkat, sehingga
penerimaan negara menjadi lebih banyak.
b. Komoditi impor menjadi lebih mahal,
karena diperlukan lebih banyak rupiah untuk mendapatkannya. Dengan demikian
diharapkan industri dalam negeri dapat berkembang untuk meningkatkan
produktivitas. Akibatnya penerimaan pemerintah dari sektor pajakpun dapat
ditingkatkan.
e. Periode Pelita IV
Beberapa kebijaksanaan
pemerintah yang lahir dalam periode ini adalah :
1. Kebijaksanaan INPRES No. 4 Tahun 1985,
kebijaksanaan ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan ekspor
non-migas. Sedangkan di pihak lain masih banyak ditemui hambatan, seperti
sarana pelabuhan yang masih “semrawut” dan munculnya ekonomi biaya tinggi.
Tindakan yang diambil untuk menurunkan ekonomi biaya tinggi adalah :
a. Memberantas pungutan liar
b. Mempermudah prosedur kepabeanan
c. Menghapus dan memberantas biaya-biaya
siluman
f. Periode Pelita V
Kebijaksanaan
pemerintah selama pelita V lebih diarahkan kepada pengawasan, pengendalian, dan
upaya kondusif guna mempersiapkan proses tinggal landas menuju rencana
Pembangunan Jangka Panjang Tahap kedua.
Dari sekian banyak
kebijaksanaan ekonomi yang pernah, sedang dan akan dijalankan oleh Pemerintah
dengan dukungan semua pelaku ekonomi di Indonesia, apapun istilahnya dapat
dikelompokkan ke dalam Kebijaksanaan Moneter dan Kebijaksanaan Fiskal.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan
ini berasal dari Bank Sentral dalam mengatur jumlah uang yang beredar melalui
instrumen-instrumen moneter yang dimiliki bank sentral. Melalui instrumen ini,
diharapkan peredaran uang dapat diatur dan inflasi dapat dikendalikan sesuai
dengan telah ditargetkan sebelumnya. Ada tiga kebijakan moneter yang dapat
ditempuh Bank Sentral dalam mengatur Inflasi :
a.
Kebijakan Diskonto
Kebijakan
Bank Sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan
menurunkan tingkat bunga. Dengan menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang
yang beredar di masyarakat akan berkurang, karena orang akan lebih banyak
menyimpan uangnya di Bank daripada menjalankan investasi.
b.
Operasi pasar terbuka
Selain
kebijakan diskonto, Bank Sentral juga menjalankan operasi pasar terbuka (open
market operation), yaitu dengan jalan membeli dan menjual surat-surat berharga,
seperti SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Melalui penjualan surat-surat berharga,
diharapkan uang akan tersedot dari masyarakat.
c.
Kebijakan persediaan kas
Kebijakan
Bank Sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan
menurunkan presentase persediaan kas dari Bank. Dengan dinaikkannya presentase
persediaan kas, maka diharapkan jumlah kredit akan berkurang.
3.
Kebijakan
Fiskal
Kebijakan
ini berasal dari pemerintah dengan mempengaruhi perekonomian melalui perubahan
pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Jenis kebijakan fiscal antara lain :
a.
Pengaturan pengeluaran pemerintah
Pemerintah
harus menjaga penggunaan anggaran negara agar sesuai dengan perencanaan. Kalau
pembelanjaan negara melampaui batas yang telah ditentukan atau direncanakan,
akan mendorong pertambahan uang beredar atau sebaliknya.
b.
Peningkatan tarif pajak
Pajak
merupakan sumber penerimaan negara yang utama. Dengan dinaikkannya tarif pajak,
maka penghasilan rumah tangga akan diberikan kepada pemerintah sehingga daya
beli masyarakat atas barang dan jasa akan berkurang.
4.
Kebijaksanaan
Fiskal dan Moneter di Sektor Luar Negeri
Di
dalam sektor luar negeri, kedua kebijaksanaan ini memiliki istilah lain, yang
di dalam istilah tersebut terdapat kombinasi antara keduanya. Istilah yang
dimaksud adalah :
a.
Kebijaksanaan menekan penegeluaran
Kebijaksanaan
ini dilakukan dengan cara mengurangi tingkat konsumsi/pengeluaran yang
dilakukan oleh para pelaku ekonomi di Indonesia.
b.
Kebijaksanaan memindah pengeluaran
Jika
dalam kebijaksanaan menekan pengeluaran, pengeluaran para pelaku ekonomi
diusahakan berkurang, maka dalam kebijaksanaan ini pengeluaran mereka tidak
berkurang, hanya dipindah dan digeser pada bidang yang tidak terlalu beresiko
memperburuk perekonomian.
Resensi :
Ø Aries Budi S., 1996, Buku Paket
Perekonomian Indonesia, Universitas Gunadarma, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar