My Blog


Sabtu, 05 Mei 2012

Pertemuan ke – 13 Masalah Pokok Perekonomian Indonesia



Nama              : Ani Puji Lestari
Kelas               : 1EB07
Npm                : 20211909
Fak / Jurusan   : Ekonomi / Akuntansi

  1. Pengangguran
·         Definisi Pengangguran
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak optimal.
Pengertian pengangguran sendiri adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (umur 15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja, contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan SMP, SMA, Mahasiswa Perguruan Tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapatdibedakan menjadi tiga macam :
1)      Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.
2)      Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)
Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.

·         Ciri-ciri Pengangguran di Indonesia
Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain :
a)      Penduduk yang relatif banyak
Pertambahan penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya mempengaruhi mata pencaharian yang semakin sulit, sehingga banyak pengangguran yang harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.
b)      Pendidikan dan keterampilan yang rendah
Dengan adanya pendidikan dan keterampilan dapat mempengaruhi pekerjaan yang akan diperoleh. Tetapi, jika seseorang tidak memiliki hal tersebut hanya dapat mempersulit suatu pekerjaan yang akan diperoleh.
c)      Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
Seseorang yang ingin mendapatkan pekerjaan tidak jauh dari peran serta perusahaan dalam mencari seorang calon karyawan yang memenuhi kriteria dari persyaratan yang telah ditentukan.
d)     Teknologi yang semakin modern
Perusahaan biasanya akan mencari calon karyawan yang dapat mengikuti perkembangan teknologi yang semakin berkembang setiap tahunnya. Dan apabila seseorang tidak mampu untuk menguasai teknologi tersebut, maka sulitlah untuk seorang pengangguran mendapatkan pekerjaan.
e)    Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan.
Hal ini terjadi saat perusahaan tidak ingin mengalami kebangkrutan, sehingga dia melakukan penghematan tanpa memikirkan berapa banyak karyawannya yang akan menjadi pengangguran akibat hal tersebut.
f)       Penerapan rasionalisasi
Suatu perusahaan biasanya mencari seorang karyawan yang dapat menerapkan sikap yang bertanggung jawab dan berfikiran logis dalam kesehariannya bekerja.
g)      Adanya lapangan kerja musiman
Setiap tahunnya lapangan pekerjaan selalu dipenuhi oleh ribuan pengangguran yang ingin bekerja. Tapi dari ribuan orang tersebut hanya sedikitnya yang dipilih oleh suatu perusahaan.
h)      Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara.
Ketidakstabilan perekonomian atau dalam pemenuhan kebetuhan akan mempengaruhi banyaknya pengangguran yang sulit untuk menyesuaikan kebutuhannya setiap hari.

  1. Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain :
1)      Konsumsi masyarakat yang meningkat,
2)      Berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
3)      Sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

Ø  Hubungan Inflasi dengan pengangguran
Dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu :
1.      Tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar)
Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.

2.      Kedua adalah desakan (tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tersebut, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu :
a.       Kenaikan harga, misalnya bahan baku, dan
b.   Kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.

Referensi :
Ø  Ritonga, T, M, dkk. 2007. “Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X”. Jakarta:PHIBETA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar