My Blog


Jumat, 28 Desember 2012

Review Jurnal Ekonomi Koperasi (18)

Review 18 : 
Abstrak, Pendahuluan

Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperas Terhadap Perkembangan Koperasi Unit Desa di Kabupaten Nias

Oleh :
Atozisochi Daeli, Amru Nasution, Matias Siagian
Jurnal Studi Pembangunan, April 2006, Volume 1, Nomor 2

Abstract
The Study on the development of cooperation is done not only in Indonesia but also other developing countries in the world. For example which is carried out by Pollnac, it discussed about the various disadvantages and advantages of cooperation in countries such as Africa, Asia, and Soutg America. There are still a lot of problems on how the cooperation that is the supporting economy part of country can face low tide, that all of these are influenced by a lot of factors such as human resources, political will of a country, unbalanced economy sector, etc. These were the reason why the study was carried out. In this research, all the problems connecting with the development of the cooperation concerned with the development of the Nias district was part of the study that was carried out in this research. As the problems that are put forward, that is. How far is the influence of the human resource quality in maintaining the cooperation towards the development of Village Cooperation Unit in Nias district. The researcj carried out, proved that some interesting things are worth studied further. Such as there are some discoveries on factors significantly proven as a factor from the development of Village Cooperation Unit and they are : theoretically these research discoveries strengthen the support on the power of the government’s role in determining the development of the cooperation, especially the Village Cooperation Unit. These discoveries, overall, gives a conclusion that conditions that is expected by Mohammad Hatta which is, the cooperation can develop with its indpendence is far from reality and hope, because the quality of a human resource cooperation managing has an ability as a tool for catching chances that is provided by the government through various assistance and training programs.
Keyword : cooperation, development, human resource quality.

1.      Pendahuluan
Gejala ketimpangan pembangunan masih terjadi hingga di penghujung tahun 1990-an. Seperti misalnya dengan acuan yang hampir sama, Haeruman Js (1996, 44-48), menunjukkan bahwa daerah-daerah di Pulau Jawa mengalami perkembangan ekonomi yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan daerah-daerah di luar jawa. Kondisi ekonomi antardaerah di Kawasan Indonesia Barat (KIB) umumnya juga berbeda dengan antardaerah di kawasan Indonesia Timur (KIT). Demikian pula kondisi ekonomi perkotaan, berbeda jauh dengan kondisi ekonomi pedesaan.
Terjadinya ketimpangan antardaerah atau kawasan di Indonesia, menurut Haeruman Js 9=(1996) berkaitan erat dengan pola dan strategi pembangunan yang secara nasional sebenarnya memiliki pola umum yang sama disetiap dareah. Namun dalam implementasi memiliki beberapa perbedaan yang mencolok antardaerah. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antardaerah, antara lain dengan mengembangkan program bantuan pembangunan daerah yang dialokasikan dalam bentuk program inpres ke daerah-daerah yang kondisi perekonomiannya relatif terbelakang.
Gejala yang sama juga telah terjadi di Provinsi Sumatera Utara, yaitu hingga tahun 2002 masih terlihat adanya kesenjangan pencapaian pembangunan antardaerah. Kesenjangan pembangunan yang terjadi di Kabupaten Nias dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya tampaknya merupakan gejala umum dan banyak di alami oleh daerah-daerah lain di tanah air bahkan di negara-negara berkembang lainnya, walaupun program-program percepatan pembangunan seperti proyek-proyek IDT dan P2KT telah berlangsung cukup lama, namun tampaknya belum banyak membantu mengurangi kesenjangan yang terjadi.
Eksistensi KUD yang seyogianya merupakan institusi yang harus lebih di kembangkan, mengingat desa-desa di Kabupaten Nias sebagian besar masih tertinggal, bahkan sebagian besar  desa-desa itu belum dapat dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Terjadinya ketimpangan dari aspek jumlah koperasi yang tidak merata pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Nias, tentunya turut memberikan kontribusi terhadap lambannya perkembangan koperasi unit desa, sehingga wajar jika jumlah KUD di seluruh Kabupaten Nias hingga saat ini hanya 17 KUD yang aktif dan 7 tidak aktif.
Oleh karena itu, dalam konteks mengatasi ketimpangan pembangunan di Kabupaten Nias, upaya pembangunan koperasi, khususnya Koperasi Unit Desa yang sejak lama telah terbentuk menjadi salah satu alternatif yang relevan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan menjadi “Sejauh mana pengaruh kualitas sumberdaya manusia pengelola koperasi terhadap perkembangan Koperasi Unit Desa di Kabupaten Nias?”.

2.      Metode
Penelitian ini berbentuk eksplanasi, dengan lokasi penelitian di Kabupaten Nias. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh institusi Koperasi Unit Desa (KUD) yang masih aktif di Kabupaten Nias. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui wawancara dengan instrumen kuesioner.
Analisis didasarkan pada pengujian terhadap hubungan antara variabel kualitas sumber daya manusia terhadap variabel perkembangan koperasi yang dikontrol dengan variabel institusi pemerintah institusi swasta perusahaan pribadi dan dukungan anggota KUD.  Selanjutnya untuk mengetahui kemurnian hubungan antara variabel kualitas sumberdaya manusi pengelola koperasi terhadap perkembangan koperasi unit desa di Kabupaten Nias dari pengaruh variabel bantuan institusi pemerintah, institusi swasta, pribadi maupun variabel dukungan antara anggota koperasi dilakukan pengujian koefisien parsial dengan tingkat signifikan = 0,05.

Nama               : Ani Puji Lestari        
NPM/ Kelas    : 20211909/2EB09
Fak./Jurusan    : Ekonomi/Akuntansi
Tahun              : 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar