Review 8
:
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Persepsi
Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Sleman
Oleh :
Sumadi*)
LOGIKA,
Volume 5, Nomor 6, Juli 2001
1. Hasil
Penelitian Dan Pembahasan
Jumlah
KUD dan jumlah anggota KUD
Data
perkembangan jumlah anggota itu dapat dibaca pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel
2
Perkembangan
Anggota KUD Kabupaten Sleman
Tahun 1994 –
1998
Tahun
|
Jumlah
Anggota
|
Pertainbahan
Pertahun
|
Presentase
Pertambahan
|
1994
|
84.438
|
-
|
-
|
1995
|
86.964
|
5.526
|
6,54%
|
1996
|
91.877
|
1.913
|
2,13%
|
1997
|
91.877
|
0
|
0%
|
1998
|
93.556
|
1.679
|
1,83%
|
Sumber: Kantor BPS Kabupaten
Sleman, 1988 setelah diolah
·
Gambaran sekilas anggota Koperasi
Unit Desa Kabupaten Sleman.
Berbagai
gambaran yang dikemukakan pada penelitian ini meliputi usia, perbedaan tingkat
pendidikan dan frekuensi penggunaan jasa KUD bagi para anggotanya.
Masing-masing gambaran itu adalah seperti yang dilaporkan berikut ini.
·
Gambaran tentang usia anggota.
Berdasarkan
sampel yang diambil distribusi usia para anggota KUD tersebut dapat dibaca pada
tabel 3 berikut ini.
Tabel 3
Distribusi usia anggota KUD
Usia
|
Jumlah
|
Xi
|
Fi.Xi
|
F.relatif
|
20 – 29
|
1
|
24,50
|
24,50
|
1%
|
30 – 39
|
13
|
34,50
|
448,50
|
13%
|
40 – 49
|
39
|
44,50
|
1,735,50
|
39%
|
50 – 59
|
29
|
54,50
|
1,580,50
|
29%
|
60 – 69
|
18
|
64,50
|
1,161,00
|
18%
|
Sumber
: Data primer, 1999.
Berdasarkan
data yang terdapat dalam tabel 3 dapat diketahui bahwa usia paling banyak
anggota saat ini antara 40 - 49 tahun. Di usia tersebut manusia sedang dalam
masa produktif dan mulai mengalami kematangan dalam hidupnya, sehingga
kesadaran dan kemauan untuk ikut lebih aktif dalam mengembangkan organisasal
diharapkan cukup besar. Berdasarkan data tersebut bilamana dihitung rata- rata
usia anggota KUDsaat ini adalah 49,50 tahun.
·
Gambaran tentang tingkat pendidikan
anggota KUD
Tabel 4
Distribusi tingkat pendidikan
anggota
Tingkat
Pendidikan
|
Jumlah
|
Persen
|
Tidak
tamat SD
|
15
|
15%
|
Tamat
SD
|
51
|
51%
|
Tamat
SLTP
|
15
|
15%
|
TamatSLTA
|
16
|
16%
|
Tamat
D3 / Akademi
|
2
|
2%
|
Tamat
Sarana
|
1
|
1%
|
Sumber : Data primer, 1999.
Berdasarkan
pada tabel 4 dapat diketahui bahwa bagian terbesar tingkat pendidikan para
anggota KUD di daerah sampel penelitian masih rendah yaitu Sekolah Dasar yang
mencapai 51 %. Jumlah ini bilamana diakumulasikan dengan mereka yang tidak
tamat Sekolah Dasar berjumlah 66%. Dengan kenyataan inimaka kemungkinan besar
diketemukannya banyak kendala dalam pembinaan KUD di Kabupaten Sleman pada umumnya
akan sering atau malahan selalu dijumpai.
·
Gambaran frekuensi dan keaktifan
anggota menggunakan jasa
Tingkat
keaktifan para anggota menggunakan jasa KUD dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5
Distribusi frekuensi tingkat
penggunaan
Jasa KUD oleh para anggota
Frekuensi
|
Jumlah
|
Persen
|
Selalu
|
32
|
32
|
Sering
|
24
|
24
|
Jarang
|
35
|
35
|
Tidak
pernah
|
9
|
9
|
Sumber : Data primer, 1999.
Dengan
membaca tabel 4.4.di atas dapat diketahul bahwa mereka yang aktif dan selalu
menggunakan jasa KUD sebanyak 32%, anggota yang seringmenggunakan 24%, jarang
35%, tidak pernah 9%. Dengan demikian mereka yang menggunakan jasa KUD secara
kumulatif ada 91%. Porsi ini dapat dikatakan sangat bagus, sebab mereka adalah
para anggota yang selalu, sering dan kadang-kadang menggunakan jasa KUD. Mereka
yang tidak pernah jumlahnya sangat kecil, yaitu 9%.
·
Persepsi Anggota Terhadap Kualitas
Pelayanan Koperasi Unit Desa
Hasil
- hasil penelitian tentang persepsi anggota.
Bagian
ini akan menguraikan tentang persepsi anggota terhadap kinerja kualitas
pelayanan Koperasi Unit Desa. Data hasil-hasil penelitian rinciannya dapat
dibaca di lampiran 10 yaitu di bagian akhir laporan penelitian ini. Uraian
dalam sub bab atau bagian ini terdiri dari 2 hal, pertama tentang persepsi per
kelompok variabel untuk dua daerah penelitian dan kedua menguraikan lebih rinci
tentang indikator-indikator jenis pelayanan per butirnya.
Berdasarkan
hasil penelitian terhadap para anggota Koperasi Unit Desa di 2 tempat, kinerja
kualitas pelayanan koperasi secara umum mendapatkan skore rata- rata 2,90.
Interpretasi atas angka skore penelitian ditentukan bahwa angka 4 artinya
kinerja pelayanan KUD sangat bagus, angka 3 artinya bagus, angka 2 artinya
tidak bagus dan angka 1 artinya sangat tidak bagus atau sangat jelek.
Sehubungan penelitian ini dilakukan terhadap banyak anggota, maka perlu membuat
angka rata-ratanya dan batas antara pelayanan yang dinilai bagus dan tidak
bagus. Hal ini karena angka rata-rata yang didapatkan pasti angka pecahan atau
tidak utuh. Karena angka skorenya antara 1 sampai dengan 4, maka angka batas
antara bagus dan jelek adalah 2,50, yang merupakan hasil rata-rata dari (
1+2+3+ 4 ) : (4) = 2,50. Ini artinya apabila angka rata-rata jawaban responden
lebih besar dari 2,50 berarti pelayanan bagus, sedangkan bilamana lebih kecil
dari atau sama dengan 2,50 berarti jelek. Secara perhitungan, maka skala itu
dapat dibuat intervalnya atas hasil-hasil perhitungan rata-ratanya sebagai
berikut:
Angka
terbesar adalah 4 dan angka terkecil adalah 1. Jarak angka terbesar dengan
angka terkecil adalah 3. Angka 3 dibagi 4 adalah 0,75, sehingga interpretasi
intervalnya adalah sebagai berikut:
·
1,00 - 1,75 artinya sangat jelek atau sangat tidak bagus.
·
1,76 - 2,50 artinya jelek atau tidak bagus.
·
2,51 - 3,25 artinya baik atau bagus, dan
·
3,26 - 4,00; artinya sangat baik atau sangat bagus.
Secara
umum angka rata-rata persepsi anggota terhadap kualitas pelayanan Koperasi Unit
Desa (KUD) di Sleman adalah 2,90, angka ini berada pada interval 2,51 - 3,25 ,
dengan demikian maka secara umum kualitas pelayanan KUD dipersepsikan sudah
bagus.
Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa anggota merasakan dan menilai baik atas
kualitas pelayanan Koperasi Unit Desa di Sleman , namun hal ini masih belum
cukup dan banyak hal-hal yang masih perlu dilihat secara lebih rinci, sebab
permasalahan-permasalahan yang dapat timbul umumnya berasal dari setiap
variabel, elemen, setiap jenis usaha atau malahan unit yang paling kecil.
Berkaitan dengan pertimbangan analisis yang lebih kecil ini pada tabel 6.
Berikut ini dapat diketahui ringkasan hasil penelitian yang lebih terperinci
untuk setiap kelompok variabelnya, skore masing-masing kelompok variabel di dua
daerah penelitian, dan hasil uji perbedaannya atau analysis of variancenya.
Tabel 6
Ringkasan hasil skore dan analysis
of variance persepsi anggota
tentang kualitas Pelayanan secara
umum
Variabel
|
Skore
|
Skore
Total
|
F
Hitung
|
F Tabel
|
Ket
|
|
Mlati
|
Turi
|
|||||
|
2,480
|
3,180
|
2,803
|
39,915
|
3,94
|
Signif
|
|
2,690
|
3,120
|
2,905
|
15,501
|
3,94
|
Signif
|
|
3,069
|
2,907
|
2,803
|
4,388
|
3,94
|
Tidak Sg
|
|
2,698
|
2,907
|
2,803
|
4,388
|
3,94
|
Signif
|
Rata-rata
|
2,734
|
3,065
|
2,900
|
16,278
|
3,94
|
Signif
|
Sumber: Anal isa data primer 1999
Berdasarkan
tabel 6. di atas telah dapat diketahui hasil skore rata-rata setiap variabel
pengukur kualitas pelayanan KUD oleh para anggotanya. Namun skore penilaian
yang lebih rinci lagi untuk setiap variabel tersebut dapat dibaca pada tabel 7
yangmemuat uraian sampai dengan unsur-unsur pelayanan secara teknis oleh KUD.
Tabel 7
Ringkasan hasil penelitian tentang
skore kualitas pelayanan
Variabel
|
Sub.
Variabel (indikator)
|
Mlati
|
Turi
|
Total
|
Ket
|
|
|
2,36
2,52
2,46
2,50
2,90
|
2,82
-
-
-
3,10
|
2,82
1,26
1,23
1,20
3,00
|
Kurang
Bagus
Jelek
Jelek
Jelek
Bagus
|
|
|
3,20
3,10
3,20
2,60
3,00
3,20
3,10
|
3,20
3,10
3,30
2,80
2,90
3,20
2,90
|
3,20
3,10
3,30
2,80
2,90
3,20
3,00
|
Bagus
Bagus
Bagus
Kurang
Bagus
Kurang
Bagus
Bagus
Bagus
|
|
|
2,70
2,50
2,60
3,00
2,60
2,60
|
3,10
3,10
2,70
3,10
2,70
2,70
|
2,90
2,80
2,70
3,10
2,60
2,70
|
Kurang
Bagus
Kurang
Bagus
Kurang
Bagus
Bagus
Kurang
Bagus
Kurang
Bagus
|
Sumber: Analisa Data Primer, 1999
Penelitian
kualitas pelayanan KUD inimenggunakan indicator 5 variabel pokok, yaitu
penyediaan barang-barang sarana produksi pertanian, penyediaan barang konsumsi,
unit pelayanan warung telekomunikasi (wartel), sistem pelayanan dan
organisasi/kelembagaan. Skore rata-rata hasil penilaian anggota KUD di Sleman
telah dilaporkan pada tabel 7. Tabel tersebut memuat skore rata-rata di KUD
Mlati, KUD Turi, skore rata-rata di dua KUD, angka uji F hitungnya, F tabel dan
kolom kesimpulan.
Perbandingan
nilai skore rata-rata untuk ke-5 indikator antara KUD Mlati yang mewakili
wilayah perkotaan dengan KTTD Turi yang mewakill daerah Pedesaan Oauh dari
kota) dapat diketahul bahwa secara keseluruhan skore rata-rata KUD Mlati lebih
rendah dibanding KUD Turi. Ini berarti kualitasn pelayanan di KUD Mlati di
nilai lebih rendah dibandingkan dengan penilaian di KUD Turi oleh para
anggotanya. Dengan berasumsi bahwa jasa pelayanan yang diberikan oleh KUD relatif
sama,maka orang-orang atau anggota koperasi yang tempat tinggalnya ada di
daerah perkotaan atau yang dekat dengan kota tuntutan akan kualitas pelayanan
yang baik jauh lebih besar. Hal yang sangat logis, sebab di daerah perkotaan
atau dekat dengan kota para anggota umumnya telah memiliki wawasan yang lebih
luas dan kesadaran untuk mendapatkan pelayanan lebih baik dari suatu institusi
adalah menjadi haknya. Sedangkan masyarakat yang tinggalnya jauh dari kota pada
umumnya tidak banyak tuntutannya, termasuk dalam hal pelayanan oleh KUD.
Perbedaan
nilai skore rata-rata antara KUD Mlati dan KUD Turi secara umum signifikan pada
derajad 0.05, hal ini dapat dilihat pada tabel 7. Atas dasar tabel tersebut
dapat diketahui bahwa angka F hitung 16,278 dang angka F tabelnya 3,94. Jadi
angka F hitung lebih besar dari F tabel. Hal ini berarti akan menolak hipotesis
nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tingkat kualitas pelayanan KUD Mlati sama
dengan KUD Turi atau akan menerima hipotesis Alternatif ( Hl ) bahwa tingkat
kualitas pelayanan KUD Mlati lebih rendah dibandingkan KUD Turi atau Mlati <
fi Turi. Indikator variabel yang lain, yaitu penyediaan sarana produksi
pertanian,wartel, organisasi dan kelembagaan hasilnya sama yaitu terjadi
perbedaan yang signifikan pada derajad 0.05, sebab F hitungnya lebih besar dari
F tabel 0.05, sedangkan untuk variabel organisasi dan kelembagaan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua KUD, sebab F hitungnya lebih
kecil dari F tabel.
Setelah
diuji signifikansi perbedaan kualitas pelayanan diantara kedua KUD, dan
hasilnya secara umum ternyata berbeda, namun apabila di nilai dari skore
rata-rata untuk kelima variabel, baik untuk KUD Mlati, KUD Turi dan rata-rata
untuk keduanya hasilnya berada pada interval angka 2,51 - 3,25. Hal ini berarti
tingkat kualitas pelayanan KUD diMlati, Turi dan secara umum di Kabupaten
Sleman adalah baik.
Selanjutnya,
apabila lebih dicermati untuk setiap unsur-unsur teknis pelayanan, dapat
diketahui yang cenderung, mendekati kurang memuaskan atau dinilai jelek adalah:
§ Penyediaan
sarana produksi pertanian yang berupa penyediaan obat-obatan dan bibit, baik
untuk KUD Mlati, KUD Turi dan secara umum, sebab angkanya dibawah 2,50.
§ Pengadaan
barang konsumsi, diKUD Mlati nilai skore angkanya berada pada kelompok jelek.
Sedangkan di KUD Turi malah tidak ada pelayanan sama sekali.
§ Organisasi
dan kelembagaan yang berupa belum adanya rasa bangga sebagai anggota KUD Mlati
Unsur-unsur yang dinilai kurang
bagus kualitas pelayanannya adalah:
§ Pengadaan
saprotan yang berupa penyediaan pupuk.
§ Sistem
Pelayanan yang berupa kepedulian koperasi terhadap para anggota, akurasi
catatan listrik.
§ Organisasi
dan kelembagaan, yang berupa perasaan ikut memiliki, kebanggaan, kerja pengurus
dan pengurusan KreditUsaha Tani (KUT).
Sedangkan
unsur-unsur yang telah di nilai baik oleh para anggota adalah:
Sistem
pelayanan yang berupa ketepatan waktu dalam melayani anggota, kecepatan dalam
melayani anggota, keramahan karyawan, penanganan gangguan listrik dan pelayanan
pembayaran rekening listrik.Untuk organisasi dan kelembagaan yang telah dinilai
baik adalah kerja karyawan.
Nama : Ani Puji Lestari
NPM/ Kelas : 20211909/2EB09
Fak./Jurusan : Ekonomi/Akuntansi
Tahun : 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar